Friday, September 23, 2011

Holiday, Here We Are :)

Yak, para pembaca sekalian!

Setelah lama absen (lagi) karena kemalasan (lagi) Leku yang sedang dilanda demam maen game cari barang (lagi) dan berdasarkan dorongan dan peringatan dari Imah, akhirnya munculah postingan yang seharusnya sudah muncul dari beberapa waktu lalu!

Jadi inti ceritanya, beberapa waktu yang lalu kita semua mengalami yang namanya LIBUR LEBARAN, dimana hampir semua pekerja kantoran mengalami libur selama seminggu.



Nah, dalam event yang sungguh langka ini (mengingat bulan-bulan ke depan gak ada libur lagi T^T), Leku dan Imah membawa peliharaan masing-masing ke kampung halaman: Pon dan Yank!

Mereka berdua mendarat di Kota ATLAS ini dengan selamat yaitu pada hari Rabu, 31 Agustus. Dampak dari penerbangan di hari H lebaran tersebut? Pon berdampingan dengan TKI/TKW yang balik kampung, dan Yank mengalami delay sampai jam 8. Setelah keduanya berhasil diamankan di kandang Leku dan Imah, beristirahatlah mereka sebelum menjalani hari-hari brutal ala Group S. 

Day 1
Berdasarkan saran dari Tour Guide kita, yaitu Cembul, dan asistennya Rosa, maka diputuskan hari pertama akan dihabiskan dengan mengunjungi tempat-tempat keramat di Semarang, yaitu Lawang Sewu dan Sam Poo Kong.

Perjalanan dimulai dengan dianternya Leku dan Pon ke rumah Cembul, dimana Rosa sudah stand by menanti, kemudian dilanjutkan dengan dijemputnya Imah dan Yank yang ternyata masih menunggu sarapan mereka. Seperti hal nya di rest area sepanjang jalan tol, rumah Imah hari itu menjadi tempat makan dan numpang kencing sebelum perjalanan panjang dimulai.


1st Stop: Lawang Sewu!
Keenamnya dikagetkan dengan harga masuk yang menjulang 2x lipat (dari 5k jadi 10k), tapi karena udah parkir, jadi masuklah mereka dan mengambil foto pertama.




Kenapa Hydrant? Karena posisinya paling mencolok dari pintu masuk :P


Perjalanan dilanjutkan ke dalam bangunan, yang ternyata sebagian ruangannya sudah dijadikan lapangan badminton dan kuburan kecoa.






Sambil bermodalkan ingatan yang lalu ketika Leku, Cembul, dan Rosa terakhir berkunjung, keenam bocah akhirnya memutuskan untuk naik ke atas. Tujuan awalnya sih, mencari dinding penuh cap tangan, tapi apa daya, sepertinya tidak ketemu, dan malah menemukan bekas sesajen.



Entah sesajen untuk apa

Dan tentunya, kesempatan menemukan sesajen ini tentunya tidak disia-siakan oleh para penemunya, alias ambil FOTO!



Perjalanan dilanjutkan menuju sebuah tangga yang menuju ke atas, dimana semuanya mengira inilah tempat yang dituju. Sayangnya harapan itu sirna (ceileh) karena tempatnya ternyata berbeda. Tapi tenang! Hal ini tidak memupuskan harapan keenam bocah ini untuk berfoto ria ;)




Top 3: Si Penggoda Wanita :P


Dan ternyata tidak semembosankan kelihatannya, ada arena cukup unik disana, yaitu sarang kelelawar! Usaha Pon untuk melempar batu ke arah salah satu kelelawar gagal (untungnya) karena tidak ada batu yang cukup besar untuk dilempar.


Korban kekejaman Pon


Sebelum mengakhiri kunjungan di sarang kelelawar, Cembul dan Pon memutuskan untuk memperlihatkan aksi hebat mereka: foto loncat! :D




Perjalanan dilanjutkan kembali ke lantai bawah karena Leku merasa lapar. Untungnya, Cembul menemukan ide brilliant tepat di depan pintu-pintu nganggur.


Ada yang berniat jadiin cover film? :P


Perjalanan dilanjutkan ngalor ngidul kanan kiri utara selatan, dan karena Pon yang notabene punya kemampuan cenayang tidak menemukan hal yang seru, akhirnya diputuskan sudah saatnya mencari makan, karena Leku sudah melolong minta makan.


Tapi sebelum makan, ada satu ritual yang tetap harus dilakukan: foto, foto, dan foto :P




Menuju pintu keluar, Imah dan Yank tiba-tiba menemukan sebuah pintu dengan kondisi seperti di bawah ini: 


Diperkirakan tempat tersebut adalah area penjara yang biasanya diisi air, dan para tahanannya disuru meringkuk atau jongkok sampai mereka mati. Any sign of ghost? Negative.

Lagi-lagi menuju pintu keluar, dan Rosa pun teringat pada kepala kereta yang dipajang di depan. Dan tentunya, ini merupakan salah satu momen yang tepat untuk mengabadikan kedatangan mereka ;)






Foto-foto tersebut mengakhiri kunjungan hari itu ke Lawang Sewu. 


Goodbye!
Setelah Cembul mengambil mobilnya yang diparkir, keenam bocah yang akhirnya kelaparan ini memutuskan untuk mencari makan. Cembul mengusulkan tempat makan baru di daerah dekat rumah Leku: XO Suki. 

Dikarenakan kecepatan makan bocah-bocah kelaparan ini, sesi foto pun terlewatkan, dan mereka pun memulai perhentian kedua mereka:

2nd Stop: Sam Poo Kong!
Ini lo si Om Sam
Buat informasi, keenam bocah ini belom pernah ada yang pergi ke Sam Poo Kong, jadi ini adalah pertama kalinya mereka menginjak yang namanya Sam Poo Kong!

Pon yang terkesima dengan patung-patung jagoan Dinasty Warrior langsung menggiring Leku yang membawa kamera untuk melakukan sesi foto narsis.




Tampak dari kejauhan, Imah, Yank, Rosa dan Cembul (yang sedang mencepol rambut) berjalan berkeliling, dan Leku pun mengambil foto candid. 



Karena udara yang panasnya udah kayak di oven, keenam bocah ini berhenti di depan sebuah klenteng-klenteng an (yang kalo mau masuk ke dalem harus bayar 30k) dan berfoto ria (gak ada hubungannya ama panas? jelas :P). Oh ya, bagi para pemerhati, coba liat di ujung klenteng. Ada deretan patung binatang-binatang yang entah apa maksudnya.



Sesi foto pun dilanjutkan ke sebuah pohon dengan banyak bunga yang mirip sakura. Kali ini, modelnya adalah Cembul! Dan sebelum pulang, tak lupa Cembul memberikan hormat pada sang saka warna kuning di dekat gerbang Selatan.




Perjalanan hari pertama ditutup dengan dinner di S2 alias Sisingamangaraja Square, tempat nongkrong favorit bocah-bocah Semarang. Dengan motivasi untuk menemukan nonik-nonik Semarang yang terkenal imyut dan lutchu, akhirnya kelimanya (Rosa ditarik jemputannya) memutuskan untuk makan disana. 

Dinner ini menutup perjalanan hari pertama, dan tentunya perjalanan hari kedua tidak kalah serunya.


Day 2: Bandungan Trip!

Seperti yang dijanjikan Leku, hari Jumat diawali dengan bangun pagi, menjemput Cembul, menjemput Imah dan Yank, dan langsung cao ke tempat tujuan: Bandungan!! Sayangnya formasi berkurang dari 6 jadi 5, karena Rosa sudah masuk kerja. 

Tujuan awal adalah ke tempat pemancingan, di mana Yank menjadi bintang tontonan atas hasil tangkapannya yang lumayan banyak. Rencana awal, tadinya mau makan di tempat pemancingan, tapi karena Pon menolak makan d tempat yang kompornya deket WC, akhirnya mereka pun mencari tempat laen, dan untungnya di sepanjang jalan ketemulah satu tempat pemancingan yang namanya xxxxxxx (lupa).



Dengan makanan yang cukup enak, Leku merasa menyesal karena gak mancing sekalian disana T^T.

Setelah perut kenyang dan setoran sudah dikirimkan ke WC, kelimanya berniat pergi ke Susan Spa, tempat spa yang notabene pemandangannya bagus. Dari sini lah kejadian mengerikan itu dimulai.

Setelah sebelumnya ketika dari tempat pemancingan ke tempat makan mobil Livina yang dinaiki kelima bocah tersebut tersendat saat menghindari mobil lain, kali ini kejadian seram terjadi lagi di tanjakan saat mau keluar tempat makan: mobil GAK KUAT NAIK!!! 

Si Livi sempat sampe mengeluarkan asap dari ban depan, dan dengan bantuan para tukang parkir dan sopir yang ada disana, dan tentunya dengan bantuan ganjalan batu, akhirnya mobil berhasil naik ke jalanan raya. 

Perjalanan dilanjutkan, dan dimulailah mimpi buruk kedua: tanjakan!! 

Lokasi yang dituju memang punya akses yang sedikit ribet, karena tempatnya ada di atas, sehingga mobil pun harus menanjak tinggi, dan di tanjakan ini lah, akhirnya si Livi sempat ngambek beberapa menit, sampe akhirnya kelima bocah turun dan melakukan trik yang sama dengan yang dipake di tempat makan: ganjal BATU!

Dengan Livi dikemudikan oleh sopir dan kelima bocah berjalan ke atas (karena sudah dekat), akhirnya mereka pun berhasil sampai di Susan Spa. Untungnya, pemandangan yang ada bisa dibilang cukup worth it dengan sport jantung di tanjakan :P





La Kana Chapel, itu nama bangunan yang sepertinya baru saja dibangun akhir-akhir ini, dan dari sana bisa dilihat pemandangan yang cakep ;)

Sambil leyeh-leyeh di pinggiran kolam yang mengelilingi kapel, Yank dan Pon melakukan aksi gila, yaitu menangkap kutu alias kecoa air dan anak ikan alias cethul.




Setelah menghirup udara Bandungan dalam-dalam, dan menunggu Cembul dijemput oleh keluarganya yang mau pergi ke Gua Kerep, Leku, Pon, Imah, dan Yank akhirnya mengakhiri kegiatan jalan-jalan di hari kedua dengan tertidur lelap di mobil sepanjang perjalanan.


Hari ketiga alias hari Sabtu adalah hari Leku dan Pon pulang kembali ke realita yang menyebalkan: Jakarta, meninggalkan Imah dan Yank yang akan menyusul nanti, dan Cembul yang asik mempraktekkan jurus Cesar Milan: be a pack leader.

Kepulangan Leku dan Pon mengakhiri sesi libur lebaran, dan tentunya mengakhiri postingan yang cukup panjang kali ini. Nitez all ;)

Sunday, August 7, 2011

Friday Night - Young and Innocent ;)

Ta-da!

Yap, kali ini Leku lagi yang akan mengisi kevakuman blog ini :P

Menganalisis dari judulnya, pasti kira-kira para pembaca menduga seputar cowok cakep yang akan dibahas. Sayang sekali, hal itu SALAH!!

Agar para pembaca tidak terbengong-bengong lagi, maka marilah saya ceritakan sedikit mengenai si lelaki muda tanpa dosa itu ;)


Kejadian ini baru saja terjadi beberapa hari yang lalu, tepatnya Jumat malam, saat Leku hendak pulang ke kediaman induknya yang ada di daerah Kemayoran sana. Pertemuannya dimulai di salah satu mal dekat Bunderan HI yang terdiri dari 2 bagian, barat dan timur.

Seperti hari-hari biasanya, Leku mengantri di antrian taksi burung biru yang tumben tidak terlalu rame. Dengan azas praduga tak bersalah, Leku menaiki taksi yang sudah merupakan gilirannya. Salam selamat malam diberikan oleh petugas taksi, dan setelah mengucapkan tujuannya, sopir taksi menjawab:

"Mohon diarahkan..."

Oke, berdasarkan pengalaman yang bisa dihitung cukup banyak, ada dua kemungkinan. Satu, si sopir berniat mengambil jalan memutar yang lebih jauh di saat kita lengah, dua, si sopir benar-benar tidak tau jalan (yang mana biasanya jarang terjadi dengan si burung biru).

Tanpa menduga lebih lanjut, Leku mengarahkan jalan sampai kurang lebih di depan Bunderan HI. Hal yang sedikit aneh pun terjadi. Si sopir kembali bertanya:

"Lurus atau belok?"

Setelah dijawab, "Lurus Pak" oleh Leku, sekelebat pemikiran muncul. Didengar dari suaranya dan tampak belakang, si sopir terlihat masih muda. Mengintip dari kaca spion atas, dapat dilihat tampangnya yang innocent-bloon gimanaaaa gitu. Dari pertanyaannya, jelas dia tidak tau menahu kemana sebenarnya Leku hendak menuju, tapi, siapa tau karena jalanan sudah malam dan hari ini puasa, maka dia sedikit linglung. Siapa tau 'kan?

Berjalan beberapa meter, Leku masih asik dengan mainan baru di beri hitamnya ketika tiba-tiba di depan lampu merah Sarinah si sopir mengajukan pertanyaan yang sama:

Sopir : "Masih lurus, Mbak?"
Leku : "Masih Pak, lurus terus sampe Harmoni."

Leku langsung hendak meneruskan mainannya ketika tiba-tiba terdengar klakson mobil dari belakang, dan cukup keras. Ternyata karena pertanyaan tadi, si sopir berjalan terlalu lambat dan mobil di belakang merasa terganggu.

Perjalanan seharusnya akan mulus sampai paling tidak di belokan menuju Harmoni seperti instruksi Leku, tetapi baru saja di bunderan patung kuda, kejadian klakson mengklakson kembali terjadi. Kali ini pelakunya adalah pengendara sepeda motor yang bermaksud memotong jalan tapi terhalang oleh taksi yang ditumpangi Leku. Yah, wajar, pikir Leku, motor.

Setelah nyari di belokan Harmoni, tidak lupa Leku berpesan kepada si sopir muda itu:

Leku : "Pak, nanti ambil jalur kanan ya."
Sopir : "Iya."

Disinilah kepanikan Leku mulai muncul. Sesaat setelah instruksinya, si sopir malah mengarah ke jalur biasa, dengan spontan Leku melolong.

Leku : "Pak, Pak!! Kanan ini Pak, kanan!!"
Sopir : "Oooh!!! (sambil memutar setirnya ke sebelah kanan di saat-saat terakhir)"
Leku : "(Deg-degan, tarik napas buang napas, berusaha menjelaskan) Kalau dari sini bisa langsung belok kanan Pak, nanti di depan belok kanan ya."
Sopir : "Iya. (pasang rating kanan)"
Leku : ".......... (dalam hati: gak usah rating gakpapa Pak, semua juga mengarah ke kanan)"

Kepanikan nomor satu, berhasil teratasi dengan suksesnya. Mengingat kejadian ini, Leku pun mengalihkan perhatiannya dari si beri hitam, dan melihat tajam ke arah jalan. Taksi melaju dengan mulus, dan disinilah Leku baru merasa, setiran si sopir tidak semulus sopir-sopir yang lain. Pertanda buruk.

Sesuai dengan instruksi, kali ini perjalanan masih aman dan terkendali sampai di perempatan Golden, yang notabene sering membuat kehebohan antara Leku dengan sopir-sopir lainnya. Seperti yang sudah-sudah, Leku mengarahkan:

Leku : "Pak, nanti belok kanan, ambil yang masuk terowongan ya."
Sopir : "Iya."

Antrian panjang mobil melaju pasti saat lampu hijau menyala, dan setelah dilihat si sopir mengarah ke jalan yang benar, Leku pun menoleh ke jendela samping, bermaksud mengakses kembali si beri hitam. Tapi justru dari sinilah kepanikan kedua terjadi.

Entah kenapa, insting Leku membuatnya menolehkan leher ke jalan depan, dan terlihat si sopir berada di tengah-tengah, seperti bingung mau kemana. Klakson mobil dari arah belakangpun kian rame, dan terdengar celetukan dari si sopir:

Sopir : "Terowongan... terowongan....?"
Leku : "(panik) Pak, Pak!! Ke terowongan yang bawah Pak!!!"
Sopir : "Yang mana ya?"
Leku : "(shock) KIRI!!! (terdiam 2 detik karena menyadari sesuatu) KANAN!! KANAN PAK!!! AYO CEPAT BELOK KANAN!!!"
Sopir : "Oooohhhh!!! Iya iya!!"
Leku : "............................................. (terdiam sambil menganga)"

Leku masih menyempatkan menoleh ke belakang, melihat mobil-mobil yang tadi mengklakson tumpangannya itu. Kali ini, Leku langsung menyarungkan beri hitamnya ke dalam celana, dan memandangi jalanan malam bersama si sopir yang ternyata begitu berbahaya.

Perjalanan tinggal beberapa meter, dan tantangan terakhir menandakan sampainya Leku di tempat yang dituju. Mendekati si bangunan dua-puluh-sekian lantai, Leku memberikan instruksi terakhir kepada si sopir taksi.

Leku : "Pak, nanti belok kiri masuk ke bangunan yang di sebelah kiri ini ya, masuknya masih di depan lagi."
Sopir : "Oh, iya Mbak."
Leku : "... (waswas) kiri Pak.."
Sopir : "Iya..."
Leku : "........ (sedikit deg-degan) Pak, belok kiri ini Pak, pintu masuknya..."
Sopir : "Loh, kiri kesini kan?"
Leku : "(panik) PAK, PAK, belok kiri PAK!!!!!!!"

Ckiiiiiiiiit!!

Tepat sebelum si sopir melakukan kesalahan terakhir, dia berhenti. PERSIS di sebelah pintu masuk. Leku hanya bisa tepok jidat ketika si sopir menawarkan untuk mundur, dan langsung ditolaknya.

Berkali-kali, si sopir meminta maaf karena tidak bisa mengantarkan Leku sampai ke dalam, yang ditanggapi dengan senyuman dan tawa sinis Leku. Setelah memberikan uang jasa taksi, Leku pun dengan spontan bertanya ke si sopir:

Leku : "Pak, masih baru belajar nyetir ya?"
Sopir : "(malu-malu sambil garuk-garuk) Hehehe... iya..."

Baskom besar bagai menyambar Leku. Kalo di komik, pasti sudah muncul tanda 'swt' dan kerutan di dahi. Kurang lebih perasaan Leku saat itu seperti ini:



Moral of the story, jangan sekali-sekali meremehkan merk taksi!! Walaupun merk nya si burung biru, tapi kalo sopirnya ternyata terlalu lugu dan minta dikemplang, tetaplah mengemplangnya!!

Sampai di sini dulu para pembaca, dan ingatlah, tetap waspada... waspadalah.... waspadalah!!!

Sunday, July 24, 2011

A Great Escape - Trans Studio Bandung!

Ehem!



Postingan ini sebenarnya sudah bisa dimuat beberapa hari yang lalu, tapi karena satu dan dua dan tiga lain hal, akhirnya Leku memutuskan agar menundanya sampai hari yang dirasa aman.

Jadi intinya, sekitar beberapa hari yang lalu, Leku dan beberapa rekan kerjanya melakukan perjalanan yang lumayan jauh, yaitu Bandung, dengan tujuan utama: Trans Studio!

Perjalanan dilakukan setelah Leku dan 6 orang temannya berkumpul di Gedung-Hitam-deket-Dukuh-Atas jam 7 pagi, dan beberapa orang memulai perkumpulan itu dengan denda sebesar IDR 5.000,- per menit kalo dateng telat.

Bermodalkan mobil Lexus pinjaman dengan dekorasi luar yang cukup 'meriah', akhirnya ketujuh bocah ini pun memulai perjalanan panjang mereka!

Perhentian pertama dilakukan di Rest Area terdekat, sambil tidak lupa berpose di depan mobil yang 'konon' punya harga sewa IDR 300.000,- sehari penuh.



Perjalanan menuju Bandung diwarnai dengan berbagai macam tawa yang membuat ketujuhnya tidak ada yang berhasil tidur kecuali Mr. Bos yang ditemani Mr. Bendahara nya di baris belakang.

Sementara itu di kursi depan, Mr. Navigator dan Mr. Driver pun memanfaatkan moment ini untuk melakukan hal yang dianggap Leku, Cici, dan Mr. Papi sungguh absurd!

Suap-suapan dan pegang-pegangan ******!!!!

Setelah memasuki area Bandung, berputar-putar di sekitar Hotel Cherry, dan kesasar akibat kesalahan Mr. Navigator, akhirnya mereka pun sampai ditempat yang dinanti-nantikan.


Oh, dan Leku baru sadar, ternyata, Trans Studio berada di Bandung Supermall, dan bedanya dengan Dufan, tempat maennya indoor, sehingga gak bakal kepanasan dan gosong :P

Bermodalkan kartu kredit Mega yang ternyata tidak membuahkan diskon, kartu masuk ke area Trans Studio pun akhirnya mereka dapatkan. (dan tidak lupa berfoto dengan maskotnya tentu saja :D)

Terdapat kurang lebih 20 wahana yang ditulis di Guide Map Trans Studio, tapi sayang sekali baru 17 saja yang bisa jalan.

Beberapa wahana tidak jauh beda dengan yang ada di Dufan: Vertigo alias Power Surge, Giant Swing mirip Tornado tapi berbentuk bulet, Neger Raksasa alias apapun-itu-yang-diturun-naikkan, dan Jelajah alias Niagara.

Yang begitu menarik disini adalah wahana yang berada di paling depan pintu masuk: Yamaha Racing Coaster.

Terlihat mengerikan? Oh tentu. Lihat saja rail nya yang menjulang tegak lurus ke arah langit dengan sudut siku-siku itu. Lebih mengerikannya lagi, pengaman hanya diberikan di bagian paha, alias tidak ada yang menahan badan kalo misalnya jungkir balik.

Setelah mengantri kurang lebih satu jam, ketujuh bocah ini pun menjajal wahana yang konon merupakan roller coaster tercepat di dunia.


40 detik kemudian....


Yak, cepat bukan? Hanya 40 detik, dan selama itu ketujuh bocah ini melolong kegirangan. Berbeda dengan roller coaster yang jalan pelan-pelan lalu melambat, wahana ini dimulai dengan suara 'Tek!' yang kencang, disusul dengan dorongan secepat kilat yang membuat jantung serasa ketinggalan.

Masih ingat rail tegak lurus tadi? Yak, setelah tergantung sepersekian detik, kereta pembawa 7 bocah ini mundur (iya, MUNDUR!!!) ke tempat semula. Sport jantung? Jelas. Serasa mau mati? Leku doang sih kayaknya :P

Terhuyung-huyung karena pusing dan lapar, akhirnya diputuskan satu wahan lagi sebelum makan siang, yaitu 'Dunia Lain! Dengan dag-dig-dug gara-gara melihat bocah nangis setelah keluar dari wahana tersebut, ketujuh bocah tersebut tetap antri dengan teratur.


1.5 jam kemudian....



Okai, mari makan! :P
(dengan ini menyimpulkan bahwa wahana tersebut tidak terlalu menakutkan buat Leku dan Cici, tetapi tidak begitu buat para cowo2, terutama Mr. Navigator :P)


Masih menggunakan kartu masuk buat kartu bayar makan, akhirnya dengan terpaksa mereka makan steak2an yang rasanya pas-pasan.

Wahana setelah makan siang dilanjutkan dengan menaiki sisa wahana yang Leku bilang tidak terlalu menarik kecuali Kong Climb dan Jelajah:

  • Sky Pirates, naek kapal-kapalan dari atas jadi bisa liat semua Trans Studio (sayang kehalang banyak pohon)
  • Giant Swing, yang membuat Leku dan beberapa orang mabok karena habis makan
  • Negeri Raksasa, dimana terjadi pertempuran seru antara Cici dan Mr. Driver


  • Dragon Riders, dimana Mr. Navigator menyadari bahwa dia berat :P


Penutup dari jalan-jalan ini adalah Jelajah, yang diwarnai dengan miringnya kapal karena ketidakseimbangan berat badan, dan menyebabkan Leku harus ganti baju karena duduk di bagian belakang kapal dan basah kuyup separo.

Setelah memutuskan untuk berfoto terakhir kalinya di Trans Studio, ketujuh bocah itu pun memulai perjalan akhir mereka ke Jakarta, sambil tidak lupa mengisi perut dan membawa oleh-oleh titipan ibu suri.


Sekitar jam 11 malam, akhirnya ketujuh bocah itu pun sampai kembali ke titik awal perjalan mereka tadi pagi. Setelah mengambil barang masing-masing mereka pun berpisah untuk bertemu kembali keesokan harinya.


Dengan demikian, ditutupkan perjalanan dan postingan kali ini :D


Adieu! ;)